Feb 27, 2013

Sepotong dari yang Lalu

Agak gak impas rasanya untuk membalas ketus seseorang yang benar-benar peduli.

"Maaf ya kalau selama ini saya ketus, tak acuh, bahkan galak. Saya risih, jujur sangat risih. Mungkin kepedulianmu itu baik tapi jujur lagi, saya risih. Kalau bisa cara mengungkapkannya diubah. Mungkin saya akan berpikir ulang untuk memberi respons yang tepat. Toh selama ini kita baik-baik saja kan? Kenapa harus bersikap lain? Jangan, jangan menghilang. Saya benar-benar tidak pernah berpikir untuk menghilangkan kamu kok. Saya hanya meletakkanmu beberapa tumpuk di bawah kepentingan lainnya. Oh iya dong, tentu saya punya prioritas akan hal-hal dalam kehidupan saya. Saya sudah urutkan secara baik, tertata, dan beruntunglah saya tidak sesuatu pun terselip. Tetap jadi dirimu saja, bukankah kita telah rasakan banyak bahagia? Cerita penuh asa itu, tak mau kamu ulang? Boleh kok, cetak cerita lagi yuk, siapa yang tahu cerita yang satu ini akan jadi bagian kesukaan kita."

Dan kalau boleh usul, kenapa tidak mulai dari sekarang?


Afi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Haya/Afi| 2008-2022