May 22, 2015

Halo, Mimpi Lama.

Kembali menikmati tarian jari sembari menikmati betapa mudahnya hidup saat ia mudah.


Oh, hallo.
Saya pernah sekali waktu berbicara tentang waktu. Saat itu saya mengutip ucapan Eyang Einstein. Pun saat ini saya akan kembali mengutipnya.

                                      

Entahlah, perihal waktu rasanya sangat rumit kalau dijabarkan dengan postulat, teori, atau hukum fisika. Meski begitu, saya tidak tertarik untuk menekuni hal tersebut. Oh, bisa jadi saya hanya belum tertarik karena memang belum waktunya.

Sejak masih berstatus sebagai siswi kelas sepuluh di sekolah menengah atas, saya punya mimpi untuk bisa berinteraksi dengan atlet-atlet bulutangkis. Manisnya angan ini membuat saya memilih ekstrakurikuler yang bergerak di bidang jurnalistik. Padahal ekskur ini tidak bisa menggiring saya ke arah pelatnas atau pun venue pertandingan karena kami sebagai anggota tidak diberi akses berupa kartu pers atau sejenisnya.

Maklumlah, sejak kelas tujuh saya memang bisa disebut fangirl. Iya, saya bisa dimasukkan ke golongan orang paling norak sedunia karena bisa histeris kalau disuguhi foto Simon Santoso. HAHAHA, duh. Entahlah entahlah. Sejak jaman Friendster, saya dan Hanan sudah suka menebar sampah dengan meninggalkan shoutout di profil Simon. Dulu, ada tiga akun yang bernama Simon Santoso dengan foto profil si atlet. Karena tidak yakin mana yang asli, saya dan Hanan tidak keberatan harus menebar ocehan di ketiga akun itu. Lucu sih.

Salah satu tujuan saya masuk ke pers kampus pun untuk mendapatkan legalitas sebagai jurnalis agar punya akses ke acara penting. Ini janji saya dan Nadiah saat kelas sebelas. Kami punya nazar harus bisa meliput event akbar yang berhubungan dengan bulutangkis.

Ah, ceritanya panjang.
Pada intinya, waktu memberi saya kesempatan pada saat yang tidak diduga dengan jalan yang supertidak pernah terbayang. Sumpah, ini aneh. Semuanya masalah waktu. Mimpi lama itu hampir terwujud. Tanggal 2-7 Juni nanti saya justru ditugaskan salah satu tabloid olahraga ternama di Indonesia untuk meliput acara tahunan Indonesia Open. W o w.

Senang bukan kepalang tetapi saya mau jaga image dengan tetap mengetik kata-kata secara baku hitung-hitung latihan menulis tulisan a la jurnalistik untuk liputan dua minggu lagi. Omg. Aneh.


Memang semuanya ada waktunya.
Oiya, kalau ada yang bilang "you can get everything you want", mungkin itu benar.
Sayangnya terkadang diri ini memang tidak mau apa-apa sehingga tidak dapat apa-apa.
Selamat liputan,
Semangat meski Simon tidak terdaftar. Ah, sudahlah.
Terima kasih Om Broto Happy, Om Erly Bahtiar, Om Eko Widodo.
Terima kasih banyak untuk partner saya, Brian Shabrina.
Salam olahraga (wkwkwkwkwkwk),
Afi Wiyono.


P.s. Pak Gita Wirjawan sungguh rupawan.
Haya/Afi| 2008-2022