Feb 23, 2017

Pisang


Hari ini aku secara resmi bisa bedain pisang kepok dan pisang cavendish. Secara resmi juga bisa nyebutin minimal empat jenis pisang.

Tepuk tangan dulu dong biar terkesan turut berbahagia.

Pisang ambon.
Pisang raja.
Pisang kepok.
Pisang nangka.

Ya, terima kasih apresiasinya.

***

Sejak beberapa waktu lalu, aku dianjurkan mengurangi, bahkan kalau bisa punya mindset untuk stop konsumsi daging merah. Yakali, apa jadinya beef yakiniku tanpa beef?? Daging enak sih.

Namanya juga anjuran. Ya, dicoba deh. Kata Mama dikit-dikit lah.

Namanya juga usaha.

***


Jadi hari ini aku amat jelas ditunjukkan "wujud" dari sebuah ayat di kitabku. Kamu udah tahu belum aku muslimah? Iya kitabku, Al-Quran. Coba kamu cek deh di surat 2 ayat 216.

Aku copasin deh terjemahan ayatnya. Aku mau sih copasin ayatnya tapi ini ngetiknya pakai handphone langsung jadi susah. Bismillah dulu.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (2:216)

Tuhanku yang Mahabijak sudah bilang. Manusia ini kapasitas pengetahuannya tuh 'segitu'. Manusia tuh memang tempatnya angkuh. Tapi kita punya potensi untuk menjadi baik. Ya dong, kita diamanahi jadi pemimpin di muka bumi gitu. Kadang kita ngerasa paling tahu sesuatu yang baik untuk kita sendiri. Egois gitu. Tapi tenang, meski begitu pencipta kita tetap membuka pintu pengampunan.

Oh ya, balik ke pisang.

Aku secara personal sejak entah kapan memang nggak suka pisang. Padahal pisang kuning.
L h a , t e r u s.
Mayoritas sih kuning. Kadang ada spot-spot hitam. Bisa karena emang udah mateng banget atau memang jenisnya. Pisang lumut namanya. Ya, terima kasih apresiasinya untuk penyebutan jenis pisang kelima dalam tulisan ini.

Aku suka sih susu rasa pisang. Soalnya menurutku rasanya nggak kayak pisang. HAHA. Padahal itu hanya sebuah kepalsuan belaka :(

Rasanya aku merugi deh. Kenapa nggak suka sama ciptaan Allah. Iya he eh soalnya aku tuh belum tahu banyak tentang pisang. Sampai tadi pagi yang aku tahu tentang pisang itu sebatas teori kalau dia jenis buah klimaterik, tergolong mudah rusak, jenisnya banyak banget sampai kalau beli pisang aku belum bisa mandiri. Gitu.

Secara organoleptik, bagiku pisang terlalu aneh teksturnya, baunya nggak sedap, warna dagingnya kurang menarik, kalau nggak pinter milih kayak aku kemungkinan dapet yang rasanya sepet gede.

Tapi, tadi pagi ada momen yang bikin aku berubah pikiran. Mau mulai berubah pikiran setidaknya. Momen yang aku maksud adalah momen nemu buku di rak tentang pisang. Yang nulis buku tuh kakak tingkatku. Gagasan utamanya tentang manfaat-manfaat pisang gitu. Dan indah banget dong. Di balik mutu organoleptiknya yang nggak terlalu oke bagiku, penciptaan pisang ini memang nggak sia-sia. Bukannya udah dibilangin juga ya di kitab? Iya, he eh, udah.

Kebayang kan gimana refleksi ayat yang tadi aku salin di atas?

Aku tambahin deh,"boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu". Ini direfleksiin di kasus daging. Engga, ini bukan suatu vonis bahwa daging merah jelek. Daging sapi maksudku, bukan daging yang lebih merah lagi. Daging sapi halal kalau sapinya disembelih dengan cara yang syar'i. Tapi, Islam mengajarkan kita untuk konsumsi yang halal dan thayyib. Nah, batasan thayyib ini yang bisa beda-beda bagi tiap orang. Tubuhku ternyata nggak menganggap daging sapi sebagai sesuatu yang "wajar" sehingga bisa jadi konsumsi dalam porsi normal bagi orang lain akan jadi nggak thayyib bagiku.

Gitu deh. He he he.

Seneng sih, hari ini hikmahnya bisa ditemuin dari si pisang. Aku senang. Nggak usah tepuk tangan kamu.

Mau belajar lagi,

Afi Wiyono.

Haya/Afi| 2008-2022