Sep 30, 2018

Kalau Kamu Orang Jahat, Tolong Hubungi Aku. Biar Aku Bisa Menyimpulkan

Wah, ibuku akhirnya mengeluarkan kata-kata mutakhirnya!

Apa? Apa? Apa kata ibuku?

Begini katanya:
"Kamu masih anggap semua orang itu baik, sih."

Aku:
"Kukira semua yang Ibu perbuat selama ini memang premis-premis untuk kesimpulan itu."

Pernah juga sih, ada sosok yang tidak begitu kenal denganku lalu kucluk-kucluk datang dan melontarkan kalimat serupa. Tapi, dia siapa? Peduli apa? Kan tidak begitu kenal, tidak tahu banyak.

Lain soal kalau yang bicara itu ibuku. Dia sih yang dulu mengandungku, sembilan bulan. Lama juga.

Ada juga cerita ini:

Sudah sepekan ini dugaan-dugaan atas diriku oleh orangtuaku sendiri sungguh mengganggu. Salahku sih, justru malas menjabarkan maksud-maksud dari kata dan perilaku dalam sebulan terakhir ini. Aku malah pilih perang dingin: diam.

Aku kira ungkapan bahwa "silence is so accurate" oleh Mark Rothko itu bernilai benar: diam--kesunyian-- itu akurat.  Diam punya satu arti, tidak lain, tidak bukan.

Aku lupa kalau dia cuma manusia yang juga mengemban misi pribadi, yaitu melontarkan opini. Alhasil, silence yang dia gambarkan adalah hasil buah pikir dan kesimpulan premis yang dia punya.

Orangtuaku ambil norma yang dianut Dewa 19 dalam lagu Pupus. Diam seribu bahasa, begitu kan lariknya?

Diamku, kesunyianku, ber-arti banyak.

Ya sudah, artikan saja. Aku pun kadang begitu. Ah, pusing.

Lalu, apa iya aku masih percaya semua orang baik? Boleh dong aku tanya ibuku, kalau-kalau kesimpulanku boleh aku jadikan norma tersendiri atau tidak?

Aku tidak mengambil kesimpulan apa pun hari itu dan hari ini.

Namun....
Hah?? Siapa itu??! Seenaknya berteriak:

"MAIN LOE KURANG JAOOOOH!!"

Halo, ini
Afi Wiyono
di Cibubur
Dengan siapa di sana?

Haya/Afi| 2008-2022