Jan 2, 2019

2018

Oh, darling it is 2019.

Halo, aku mau cerita deh. Ini sudah tanggal 2 Januari 2019. Tadinya mau menulis saat 1 januari 2019 tentang apa-apa yang terjadi pada 2018, tetapi aku malah pakai 30 menit terakhir 1 Januariku untuk konsultasi dokter di aplikasi Halodoc. Ya sudah, ku sempatkan sekarang, deh.

Untuk mengeneralisasi, 2018 bagiku adalah tahun pembelajaran. Ugh, banyak sekali yang menyita waktu, pikiran, dan tenagaku pada tahun yang kurasa-sih-cukup-mendewasakanku itu. Sini, aku coba reka ulang dalam alur kronologis, ya.

Januari
Aku mulai 2018-ku dengan bangun tidur di kasur atas di sebuah kamar di asrama internasional Universitas Ibaraki, Jepang. Malam sebelumnya menjadi malam yang mengesankan dengan pesta nabe di kamar Almira, adik artifisialku, Bagita, dan Bafisti. Kami buat pesta rebusan dengan bermodalkan sayur-sayuran dan olahan seafood yang dibeli di Kasumi, sebuah toko swalayan tidak jauh dari asrama kami. Ah, menyenangkan.

Pada Januari 2018, aku masih berkawan secara intensif dengan para pelajar dari berbagai negara. Ya, namanya juga program pertukaran pelajar. Pada bulan ini pula aku mencoba berkeliling Shinjuku, Shibuya, dan beberapa daerah Tokyo seorang diri demi mencari LP pesanan pamanku. Hmm, ya, ternyata bisa. Aku suka Jepang, sih. Kunjungan ke Ghibli Museum dan Ueno juga kulakukan pada Januari 2018. Ah, menyenangkan.

Hal menyenangkan lainnya pada bulan ini tentu saja soal kepulanganku ke Indonesia.

Februari
Aku merampungkan syarat kelulusan program perkuliahanku sejak awal Februari 2018 hingga tanggal 14, yakni sidang. Pada bulan ini juga aku jadi menyadari bahwa aku memang tidak menyukai topik skripsi. Yang dipaksakan memang tidak menyenangkan. Ruangan sidang jadi saksi bahwa yang dipaksakan itu bisa saja diperjuangkan walau rasanya ya tidak akan memuaskan. Terlepas dari itu, ya itu pula yang harus disyukuri.

"Hayah, menurut saya kamu akan jadi manager marketing di perusahaan multinasional" adalah ramalan (atau doa) saat di ruang sidang yang saat ini masih bisa aku tertawakan.

Maret
Keluargaku dapat anggota baru dengan resminya ikatan pernikahan kakakku pada awal Maret 2018.

Aku resmi mendapatkan kelulusanku secara legal pada bulan ini, tertada 8 Maret 2018. Aku rasa aku cukup sering mempertanyakan apa yang aku inginkan dalam waktu-kesekarangan-pada-saat-itu. Terutama soal berkiprah on-farm sebagai jawaban paling naif yang kupunya sebagai sanksi memiliki gelar the so called s4rJ4na Tekn0Logi P3rtanIaN huftttt, hihi.

Aku punya banyak ketakutan pada bulan ini. Ketakutan akan tidak mendayagunakan potensi dengan tepat, ketakutan akan memilih jalan yang sebaiknya dihindari, ketakutan akan kehilangan banyak hal setelah melepas status pelajar, ketakutan akan menemui orang baru, ketakutan akan tidak menemukan kepuasan, dan the ultimate-ketakutan akan tidak memiliki keinginan untuk berkiprah demi kemaslahatan orang banyak. Ya, mohon maaf aku orangnya sih memang suka belaga heroik dan merasa harus berbuat sesuatu, padahal kan masyarakat juga kadang terlalu baik untuk tidak menuntut apa-apa dari orang yang dianggap tidak bisa berbagai hal sepertiku, hihi.

Nyatanya aku malah mengajukan diri untuk berkiprah di dunia online retail. HAHAHAHAHAHA. Wawancara kerja pertamaku kulakukan pada Maret 2018. Tentu saja aku berpikir cukup panjang untuk turut serta dalam proses rekrutmen yang menurutku tidak terlalu menantang ini.

April
Voila! pekerjaan penuh waktu pertamaku kudapatkan pada April 2018. Kontrak kerja ku tanda tangani pada bulan ini. Ah, sesuatu sekali melewati proses negosiasi yang tidak alot itu.

Wisudaku digelar pada 25 April 2018. Ayah menangis bahagia saat itu soalnya aku berhasil lulus dengan predikat yang baginya membanggakan. Aku turut berbahagia atas segala kebahagiannya. Ah, aku merasakan banyak cinta pada bulan ini.

Mei
Tepat seminggu setelah wisuda, aku memulai kiprah di dunia perkantoran. Bulan Mei adalah soal optimisme. Soal membuat nota tentang hal-hal yang ingin dipelajari, harus dipelajari, dan sudah dipelajari. Belajar memang sungguh menyenangkan. Segala sesuatunya damai dan penuh dengan prasangka baik. Salah satu hal favoritku adalah belajar menggunakan transportasi umum.

Juni
Juni adalah soal berkawan. Aku sangat senang dengan kenyataan bahwa aku senang berkawan. Bermodalkan pertemuan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan latar masa depan yang ingin dicapai, aku mengenal berbagai macam manusia. Manusia dan hidupnya memang selalu menarik untuk dipelajari bagiku.

Juli
Juli adalah soal jerawat. Entahlah, ia jadi penghalang bagi sejumlah kebahagiaanku. Berawal dari kebodohan untuk mencoba sejumlah produk perawatan kulit tanpa berpikir panjang, aku harus menanggung timbulnya jerawat yang errrrrgggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhh aku benci. Ini serius.

Agustus
Aku masih berjerawat. HAHAHAHA mengapa ya, highlight-nya mesti begitu. Ya, habis aku benar-benar mempermasalahkan jerawatku. Agustus juga soal bosan. Bosan dengan berbagai rutinitas.

September
Hari pertama September 2018-ku kuisi dengan kisah pilu patah hati. Hihihi puas sekali menangis saat itu. Puas juga memaki. Puas juga dimaki oleh keadaan. Ah, tai kucing! Yang penting aku jadi sadar kalau sesuatu yang sudah dimulai memang ada kalanya lebih baik diakhiri dengan tidak baik. Kamu-memang-tai-kucing. Aku juga sih, hehe.

September juga soal menemukan jalan pulang. Kamu pernah nggak merasa kehilangan cita-cita? Iya, ini yang menghiasi Sempetmber 2018-ku.

Aku hilang arah karena aku tiba-tiba saja lupa apa yang aku lakukan dengan hari-hariku. Maksudku semacam "mengapa aku harus ada di jalan ini?". Untung saja aku ditemani dengan sosok-sosok yang cukup suportif. Yang juga mau membantu di saat aku butuh. Saat aku tidak butuh ya sudah siapa peduli.

"Coba pelan-pelan dipikir dulu. Mulai darimana enaknya? Coba ya, waktu SMA kenapa sih masuk kampus pertanian?" adalah obat bagiku agar sadar bahwa aku sebaiknya pulang.

Aku punya banyak pertengkaran pada September 2018. Ternyata awal yang buruk pada bulan ini bisa merembet ya hihi, senang deh bisa bertengkar, rasanya jadi hidup sekali. Yang aku ajak dan mengajakku bertengkar sih paling sering atasan sendiri. Bulan ini pula Ibuku berkali-kali bilang padaku "Kamu sih, masih saja percaya kalau semua orang itu baik." uuuu syalalalala.

Oh iya, bulan ini pula ada obat berwujud asupan kejenakaan dari orang yang tiba-tiba muncul secara ganjil di kehidupanku. Apa sih! dasar aneh!

Oktober
Oktober adalah tentang pengunduran diri dan waktu-waktu penghabisan bersama subjek-subjek kesayangan. Setelah pada September aku bermuram dan bergulat dengan pikiran sendiri, Oktober jadi puncak keputusanku.

"Aku nggak suka di sini. Aku mau keluar dengan baik-baik, tepat 30 hari sebelum kontrakku berakhir, aku mengundurkan diri"

Pada saat itu juga aku jadi tahu betapa mimpi yang kita miliki bukan hal yang paling berarti di dunia ini. YHA IYA MEMANGNYA KAMOE SYAPA YHA?

Ya sudah, Oktoberku banyak sekali pembelajaran. Banyak kasih sayang dan banyak menyayangi.

November
Awal November menjadi akhir dari pekerjaan penuh waktu pertamaku. Sedih, sih tapi ya memang harus diakhiri saja.

November juga soal karir lepasku. Aku secara definitif tidak tahu harus mendaulat siapa-atau-apa-sebagai tempat berkarya. Aku kembali hidup dengan sejumlah waktu tenggat dan ketidakdisiplinanku sendiri. Wuhu, menegangkan!

Secara umum, November adalah tentang bertahan. Juga tentang kembali merefleksikan diri dan mencoba untuk menemukan remedi. Banyak hal yang mengambil peran sebagai kurikulum pendewasaanku. Tentang mandiri, tentang memaknai konsep rezeki, tentang keharusan bersyukur, tentang tidak mendefinisikan diri, dan tentang karakter diri sendiri.

Pada November 2018 aku mulai menyetujui konsep tes kepribadian sebagai pendekatan untuk mengenal diri dalam upaya mengenal ciptaan Tuhan. Ah, ribet! intinya aku jadi tidak menafikkan MBTI yang selama ini aku labeli sebagai sebuah scam. Oh, pity me!

Desember
Bulan ini adalah bulan pembelajaran dengan sejumlah kurikulum baru. Aku dapat guru baru, dapat tempat baru, dan segala penunjang baru. Sejujurnya sejumlah hal kurasa melelahkan. Tetapi aku yakin hal baik akan selalu mengikuti.

Bulan ini aku merasa senang karena bisa kembali beerkarya dengan cara yang kuhendaki.


Sudah deh.
Ternyata 2018 ya singkat.
Namanya juga cuma setahun.
Semoga aku selalu mau berupaya untuk jadi lebih baik, ya.
Aamiin.

p,s. aku suka ikan, apalagi ikan gindara,

Bye,
Afi Wiyono
Haya/Afi| 2008-2022