Jul 1, 2022

Laporan 10 menit

Ini live report.

Ada pria yang sedang memainkan grand piano yang beberapa tutsnya sudah nyungsep. Aku tahu karena pernah juga main piano yang sama, meski tidak lihai. Musik-musik repetitif dengan chord blues. Aku duduk di lantai satu perpustakaan desa. Menghadap ke Foto Leenarts dan jalanan verboden untuk dilewati sepeda dari arahku yang sering kali kulalui pakai sepeda. Oh, ternyata bukan cuma aku, tapi banyak orang lainnya.

Di dekatku ada lima pria. Empat dari mereka sudah cocok dipanggil opa, sisanya pria yang kutaksir berusia 20-an akhir atau 30-an awal. Tiga dari pria ini sudah tidak banyak berambut. Bukan lagi hal aneh bagiku menyaksikan bagaimana pria-pria Belanda kehilangan rambutnya sejak usia tidak terlalu senja.

Baru saja satu pria tua lagi datang duduk untuk membaca koran. Yang satu ini masih punya cukup banyak rambut, putih semua. Menguap, terlihat tersenyum setelahnya.

Baru saja juga ada sepasang orang berusia lanjut naik sepeda tandem. Si Bapak di depan. Si Ibu di belakang, terlihat mengayuh dengan tenaga sama kuatnya, padahal jalanan cenderung menurun.

Di seberang jalan ada pria mirip Albert Einstein saat tua. Sweaternya berwarna biru muda, dalamnya ada kemeja putih yang kerahnya membalap kerah sweater. Suhu di luar 16 derajat celcius, begitu yang ditunjukkan perkiraan cuaca di laptopku. Mataharinya tidak muncul, namun tidak buat langit gelap. Pria yang mirip Einstein sempat berlari kecil karena saat ia melintasi jalanan verbodden yang awal tadi kusebut, ada truk yang menghampiri.

Persis di sampingku kini ada pria lain yang baru datang. Sedang baca koran berbahasa Belanda sambil membuka Google Translate pada laptopnya. Usianya mungkin 40-an, berwajah asia. Sebelum duduk dia semprot banyak disinfektan ke mejanya. Aromanya menyengat untuk sekian detik. Aku tidak terganggu, aku suka wangi disinfektan.

Aku baru sadar kalau di dinding depan Foto Leenarts ada dua bendera: bendera untuk keperluan promosi Foto Leenarts dan bbendera Ukraina. Sejak ada perang Rusia-Ukraina, banyak bangunan yang disematkan bendera Ukraina di Belanda--setidaknya Wageningen dan Amsterdam, sepengamatanku.

Suara mesin kopi di serong kiri belakangku membuatku menoleh karena begitu kencang. Seorang wanita dengan bandana putih, berambut agak merah sedang menggunakannya. Di balik mesin kopi ada rak buku yang menghadapku yang berisi atlas-atlas dan ensiklopedia berjilid-jilid. "Biblica", "Atlas", "De Wereld Boasatlas", begitu beberapa judulnya.

Kembali menghadap ke jalanan depanku melalui kaca jendela yang tinggi. Seorang pria mencoba membersihkan gulma depan tokonya. Eikendal Optiek namanya. Sudah berdiri sejak 1950, begitu ditulisnya.

Agar lebih terbayang, begini urutan pemandangan depanku dari kiri ke kanan: Eikendal Optiek, jalanan verboden untuk sepeda, dan Foto Leenarts. Pria mirip Einstein tadi berlari dengan arah persis seperti yang aku sebutkan.

Aku kehabisan waktu untuk bisa melaporkan semuanya.
Memang bukan urusanku melaporkan ini semua, sih.
Memang catat mencatat semua yang terjadi di bumi bukan tugas manusia.
Aku di sini karena tidak dapat bus untuk ke kantor.
Maka, kuputuskan untuk minta izin ke supervisor akan bekerja di perpustakaan desa.
BBLTHK namanya.

***
Can't tell if I'd be ready to leave all of this behind.
This city has immersed in me.


Hhh,
Afi Wiyono

Bonus foto.
Bblthk, lantai 1. Jum'at, 1 Juli 2022 @ 10:51 am.




Haya/Afi| 2008-2022