Aku kenal buko pandan saat usiaku 24 tahun. Pertama kali mencobanya saat empat hari sebelum keberangkatanku ke tempat rantau, setelah hanya tahu namanya sejak beberapa bulan sebelumnya. Buko pandan manis gurih, menyegarkan, dan bisa kuingat baik sensasinya. Teman ibuku yang membuatnya. Jika ditanya apa aku suka buko pandan, jawabnya tentu aku sangat suka. Pun mengiyakan saat ditanya kesediaan untuk menyantapnya kembali. Tapi aku tidak rindu buko pandan. Aku cuma pernah bertemu sekali dan buko pandan tidak mengakrabkan dirinya hingga aku merasa harus meratapi perpisahan kami.
Kalau manusia, ada yang namanya Haruto. Murid kelas 4 SD pada 2017. Aku menikmati pertemuanku dengan Haruto dan menyadari bahwa kami mungkin tidak akan bertemu lagi. Apa aku mau bertemu Haruto lagi? Tentu, apa ada alasan rasional yang butuh diwakilkan dengan penolakan? Tidak. Tapi aku tidak rindu Haruto.
Sayangnya tidak semua pertemuan selayaknya pertemuan dengan buko pandan dan Haruto.
Afi Wiyono.