Apr 26, 2013

Tunggu,

Ruang tunggu, literally.
Tapi lebih cocok disebut ruang tidur sih. Selamat pagi, jagad raya. Selamat beraktivitas, selamat melanjutkan rajutan hari bahagia, selamat berjuang membangkitkan semangat, selamat istirahat bagi yang berniat.

Ruang tunggu, tempat mencuri dengar nomor urutan yang dibacakan dari loket 6 dan 7. Heuheu, lucu ya pagi-pagi harus antre di dua loket sekaligus. Lebih lucu karena saya nggak ngerti apa-apa, tapi dibebani kata-kata "harus ngerti" atau "kamu kan libur". Iya gak apa-apa, tapi mood saya belum bener karena mood temen-temen saya juga belum bener, eh, ada sih yang udah lumayan bener, and I'm happy for it.

Ruang tunggu, tempat melihat orang-orang yang punya komplikasi antara masalah hidup dan masalah kesehatan. Duh, kemana rasa empatimu, Fi? Empatimu tertutup rasa kantuk, egoisme, dan ditelan sugesti hormon yang membuatmu sentimental. Bukan kah masa depanmu akan begitu? Menyaksikan orang-orang mengeluh dan yah, sakit.

Ruang tunggu. Saya gak suka orang sakit, saya gak suka mereka harus nunggu selama ini untuk bayar kasir doang, saya gak suka sama orang-orang antisenyum di rumah sakit ini, saya gak suka mereka yang pakai masker ketika melayani. Saya mau orang-orang sehat aja, gak perlu nunggu nomor antreannya dipanggil, gak perlu komunikasi sama orang-orang antisenyum yang begini.
Oh what should I do for my life?



Masih nunggu di ruang tunggu ke-3,
Haha, panjang yah?
Afi si penunggu rumah sakit
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Haya/Afi| 2008-2022