Dec 29, 2013

I've been away too long: Selamat Datang Kembali, Sayang!

Selamat tanggal 29 Desember 2013. Hari dimana saya bertemu kembali dengan sobat sekolah dasar terbaik, Aulia. Oh ya, untuk foto menyusul, ya. Agak malas untuk memindahkan data dari kamera digital ke telepon genggam ini. Yang pasti, Aulia tetap memiliki wajah yang penuh senyum dengan behelnya yang sejak kelas 6 SD belum juga dicabut, ya ampun.

Oh ya, siapa Aulia?
Sayangnya ketika sekolah dasar saya belum memiliki laman pribadi. Kalau punya pasti ada nama dia di setiap postingan. Pun disertai singkatan-singkatan alay gaya 2007-an. Puji syukur saya gagap teknologi kala itu (eh, sekarang memangnya bagaimana?).

Aulia. Si gadis kelahiran 1994. Ya ampun, dulu, saat SD, saya selalu merasa dia jauh lebih tua. Lagian sih, lahir kok tahun 94? Normalnya yang seangkatan saya kan kelahiran 95, dia tinggal kelas atau tidak terlalu pintar untuk satu jenjang lebih tinggi, sih? Begitu pikiran saya saat jaman kebodohan dan kegelapan (re: SD).
Mengapa sih terlalu buang-buang waktu untuk punya pikiran seperti itu?

***
Oh ya, kata Kak Fahmi yang biasa dipanggil Masjaw, si senior alias wartawan senja Koran Kampus, kalau mau menulis harus ada fokus. Saya selalu disarankan untuk bikin outline. Soalnya...ya begini nih. Saya selalu punya banyak pikiran yang rasanya ingin dituangkan semuanya, huf.
***

Fokus ya.
Yang sebenarnya ingin saya sampaikan adalah...
Mengapa Aulia dihadirkan kembali ke dalam episode hidup saya?
Saya memang teman baik, dia adalah teman akrab di SD, bukan sedari SD. Rasanya saya tak pernah berkawan lagi dengannya semenjak acara perpisahan SD secara 'seremonial'. Entah saya atau dia yang menghilang. Ini nyata loh, setelah acara itu, saya pulang ke rumah, saya melanjutkan liburan yang berujung pada hari pertama jenjang SMP. Melalui hari-hari dengan baik-baik saja hingga akhirnya lulus dengan bahagia. Cepat sekali rasanya. Selama 3 tahun itu, tidak ada Aulia di dalam hari-hari saya. Tak sedikit pun ada namanya dalam diary saya.

Berlanjut ke jenjang SMA yang berwarna. Dengan hari yang sulit, teman yang beragam, hari yang mudah dan menyenangkan, nilai yang jatuh berguguran, dan sebagainya, lagi-lagi tak ada nama Aulia dalam episode hidup saya.
Enam tahun, saudara-saudara! Saya tak tahu apa kabarnya, bagaimana hari-harinya, berapa tingginya, siapa pengisi hatinya, dan lainnya. Entah dia masih ingat atau tidak tentang saya. Tapi saya tahu pasti, dia kelahiran tahun 1994. Tanggalnya? Tentu saya tahu, 10 Desember 1994.

Lalu, ini dia, rencana Allah. Seminggu yang lalu, tepatnya hari Sabtu, 21 Desember 2013. Si empunya suara serak-serak imut ini menambahkan saya ke akun BBM-nya. Ya ampun, dia ingat! Lalu dia menyapa. Dia pun tahu saya kini menjalani hari di Bogor. Dia dihadirkan kembali di episode hidup saya, setelah 6 tahun.

Kemana saja kamu selama ini?

Tentu dia tak kemana-mana, hanya menjalani hari yang tidak ada sayanya. Oh ya, dia kan juga punya kehidupan. Ohiya.
Dia mengundang saya untuk datang ke rumahnya, tepat pada hari ini, 29 Desember 2013. Lucunya, pertemuan pertama setelah 6 tahun terpisah adalah sebuah ajang yang bisa dikatakan...."Perpisahan".

Selamat menempuh hidup baru di negeri orang. Selamat mencicipi banyak hari baru di Eropa. Selamat mencetak cerita penggugah asa di Jerman.


***
Auuuuul huhu, kita tak berubah! Tepat pertama kali kita dipertemukan kembali, aku tahu itu kamu, Aul! Dengan teriakan dan pelukan aku disambut! Dengan delikan mata yang sama, dengan badan yang tingginya tidak terlalu berbeda hehehehe, kamu tetap kamu! Aneh ya, bertemu untuk kembali dipisahkan. Tapi, terima kasih banyak karena tetap mengingatku. Terima kasih banyak atas jamuan hari ini. Aku bahagia!
Lagi-lagi aku harus melepas teman-teman baikku ke eropa. Huf, semoga sukses, kesayanganku!
***


Terima kasih telah menghadirkan dia kembali ke episode kehidupan saya. Saya bersyukur.
Afi Wiyono
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Haya/Afi| 2008-2022