Dec 4, 2013

Kelakuan. Vocabulary

Malam ini jadi malam pertama saya merangkap jadi mahasiswa sekaligus pengemis mie instan. Terpujilah kalian yang punya stok mie instan lebih dari 3 karena bisa diminta. Terkutuklah saya karena bisa-bisanya lapar maksimal di waktu seperti ini. Energi saya serasa habis dihisap kakak senior residence yang marah-marah karena partisipasi minim anak lorongnya terhadap ngaji gedung malam ini.

Uoh, kehidupan asrama ini berangsur menjanjikan hari-hari yang bahagia. Terutama basecamp ini, kamar saya, kamar 228 yang jadi sarang penyamun macam Silmi, Ulfah, Opi, Merli, Putri, dan Zia. Lelahnya berinteraksi dengan orang-orang ini beserta kalimat yang tidak bermoral. Sopan tapi, ah tidak bermoral.

"Berat badan kamu berapa, Fi?" Ujar Opi.
"Di sini terasa kayak melihara bayi ya" ujar Opi lagi setelah melihat susunan kotak bubur bayi SUN.
"Aku mah apa atuh, cuman butiran upil" ujar Ulfah yang merasa tidak berguna.
"Aku mah apa atuh, cuman belek di pagi hari"
"Semua orang bergegas nyari kosan"
"Ah, ndasmu!" "Lho, itu untuk binatang!" "Ngapain ngajak ngomong binatang? :("
"Tak totok!" "Lho, itu untuk ikan!" "Ngapain ngajak ngomong ikan? :("
"Cicing!"


Selamat datang, don't get lost in the translation. Ulah gandeng!

Afi, pengemis mie instan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Haya/Afi| 2008-2022