Jan 20, 2018

Yang Sedih-sedih Nggak Perlu Diunggah ke Dunia Maya, ya?

Sedang di jalan menuju Tokyo untuk terakhir kali pada sesi kunjungan ke Jepang kali ini. Sambil pasang earphone yang padanya mengalun 2 lagu berulang-ulang sejak baik bus dari halte Ibadaromae.

Kalau kubilang sedang mendengar musiknya Billy Joel, tentu "Vienna" turut serta. Satu lagu lagi? "She's always a Woman".

Kemarin malam ada pesta perpisahan. Baru sadar kalau memang sudah waktunya dibilang wajar kalau menangis saat ada musik sedih dan orang-orang baik yang akan ditinggal dalam satu waktu. Benar juga ya kata orang: there's no proper goodbye.

Kurasa nggak akan bijak mau semaksimal mungkin menghabiskan waktu sama orang-orang tersayang yang akan ditinggal. Posesif sekali. Pada akhirnya memang harus pisah meski sejenak atau lama atau selamanya.

Kuakui, berangkat belajar di Ibaraki merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidupku sejauh ini, menyusul sebuah keputusan besar lain yang sama-sama memberi banyak bahan pelajaran bagiku. Semoga sih aku pernah sungguh-sungguh memanfaatkannya.

Pergi tanpa orangtua.
Pergi dengan segala praduga.

Pulang bawa apa?
Maunya sih pulang bawa rasa syukur yang sustainable.

Syukurnya yang didefinisikan sama Raihan di lagunya, ya.

Kalau sekarang aku maunya tulis lirik lagunya Billy Joel yang sebenarnya ada dalil naqlinya saja: "...slow down, you're doing fine. You can't be everything you want to be before your time although so romantic on the borderline tonight".

Borderline tonight bagiku: kepulangan yang tinggal 4 hari lagi beserta segala "pekerjaan rumah" yang harus diselesaikan sebagai implikasi pernah ikutan belajar di Ibaraki ngambil kurikulum sustainable agriculture hehehehehehehe bacot amat kalau ngomong aja. Tapi kan ya pelan-pelan dong, kata Billy Joel. Bertahap karena apa-apa ada waktunya. Waktu yang udah disediain sama Tuhanku.

Doain ya.

Afi Wiyono.

Haya/Afi| 2008-2022