Kadang aku merasa kalau masa depan ini kalau terlalu dipikirin jadinya tawar sekali. Kebayang nggak sih? Tawar.
Kayak tiba-tiba merasa, oh ya sudah, kira-kira masa depanku begini atau begitu, sudah terbayang dan terencana saat di titik presensi. Padahal masa depanku belum datang.
Cuman, aku sudah tahu.
Padahal juga bisa jadi ternyata dia tidak pernah datang.
Tawarnya.
Seringnya dia selalu ada di pikiran. Tawar sekali. Beberapa kali justru bikin aku nggak tertarik untuk menjemputnya.
Contohnya nih ya, aku sekarang sedang dengar musik dengan headset Edifier yang tiba-tiba (atau nggak tiba-tiba, sih) kresek-kresek. Alhasil aku bisa membayangkan paling-paling aku akan beli lagi dalam waktu dekat. Kecil kemungkinan aku akan beli Sennheiser sebagai penggantinya.
Contoh lainnya adalah bagaimana aku melakukan mediasi antara aku yang satu dan aku yang lainnya saat yang satu mau mempelajari hari kemarin untuk kesekarangan dan masa depan, sedangkan yang lainnya hanya mau strategi yang benar-benar baru tanpa pertimbangan. Salah satu jalan yang aku tempuh tentu saja kembali memaknai larik milik Billy Joel pada Vienna-nya. Selalu begitu.
Nggak ada yang mengejutkan.
Dan nggak kenapa-kenapa. Aku baik-baik saja, kok.