Mar 6, 2014

Mengigau

Pekan ini lebih cocok disuguhi kata 'maaf'.

"Untuk siapa pun yang mungkin kecewa dan merasa gerah karena ada diri yang beberapa kali berlaku tak manis, beberapa kali main kasar, beberapa kali membenci, beberapa kali tak ingin dicampuri urusannya. Maaf.

Coba tebak.
Sekarang, siapa yang lebih payah? Siapa yang tak tahan untuk sekedar tak membentak orang lain meski hanya di dalam hati?
Sekarang, siapa yang lebih payah? Siapa yang tak tahan untuk sekedar tak mencaci maki subjek yang itu-lagi, yang peduli? Siapa orang payah yang lebih memilih merangkai kata menjadi rumit agar disangka meriah? Payah.

Tidak, sayang.
Kita tidak pernah berjanji untuk selalu menjadi orang yang hebat, yang menyenangkan, yang mengesankan. Karena hidupku selayaknya hidupmu, yang boleh bermuram sesekali. Hidupku boleh sesekali ditemani alunan lagu yang dihiasi rintihan.
Kita tidak pernah menaruh harapan satu sama lain, atau bersama meng-iyakan kalau kita akan sama-sama baik pada akhirnya. Karena di pertengahan nanti pun kita tak saling tengok. Bahkan di akhir pun kita, mungkin, di ujung yang berbeda.
Kita tidak pernah, atau aku, ya, aku tidak pernah mengatakan bahwa kamu boleh tahu banyak. Bukankah adil untuk sama-sama cukup tahu? Tidak tahu banyak. Bukan begitu caranya mengenal. Bukan begitu caranya menjelaskan maksud.

Kalaupun memang aku mau kamu tahu, aku pasti beri tahu. Bukan begitu caranya mengenal. Bukan begitu caranya menjelaskan maksud.



Coba tebak. Siapa yang marah? "

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Haya/Afi| 2008-2022