Apr 10, 2019

Kelapa di Wingko Babat

Ini cerita tentang wingko babat buatan ibuku. Semalam, sesampainya di rumah aku langsung mengangkat tudung saji di meja makan. Layaknya membuka kotak harta karun--HAHAHA BERLEBIHAN SIH--aku begitu tersentuh melihat 3 piring berisi wingko babat.

Ibuku keluar dari kamarnya, terlihat sangat masih mengantuk, menyambutku yang baru sampai rumah pukul setengah sebelas malam. Ayahku sudah pulas.

"Ada tiga adonan. Yang satu kebanyakan gula, yang satu kebanyakan tepung, yang satu kegosongan," ujar beliau.

Kulahap saja dua wingko babat dalam waktu singkat.

Seperti tulisanku pada tayangan sebelumnya yang kubuat saat masih di Stasiun Gondangdia, aku begitu mencintai ibuku karena secara sigap mengabulkan keinginanku akan wingko babat yang tiba-tiba saja membayangiku sejak makan siang kemarin.

"Ayah tadi beli kelapa pulang dari musholla. Alhamdulillah Warung Ucok masih buka jadi bisa langsung bikin."

Aku bahagia sekali mendengarnya. Kenyataan bahwa ayahku yang membeli kelapa demi wingko babatku sangat.....ah! Sulit dijelaskan. Yang pasti aku terlalu bahagia.

Malam hari aku makan lahap.

Haya/Afi| 2008-2022